Home / Berita Ekonomi Bisnis / Kupas Tuntas Tugas & Potensi Umkm Di Bri Microfinance Outlook 2025

Kupas Tuntas Tugas & Potensi Umkm Di Bri Microfinance Outlook 2025

BRI Microfinance Outlook 2025
Foto: dok. BRI Microfinance Outlook 2025

Jakarta

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) bakal kembali menggelar BRI Microfinance Outlook 2025 dengan lokasi di International Convention Exhibition (ICE) BSD City.

Sebagaimana diketahui, BRI Microfinance Outlook merupakan program tahunan yang diselenggarakan oleh BRI dengan tujuan membahas tugas UMKM selaku sumber perkembangan ekonomi yang inklusif. Acara ini dibungkus dalam bentuk pelatihan dengan mendatangkan pembicara dari golongan ahli, profesional, dan regulator pemerintah. Kali ini, BRI Microfinance Outlook 2025 akan mengusung tema Empowering the People’s Economy: A Pillar for Achieving Inclusive & Sustainable Growth.

Dalam edisi kali ini, BRI Microfinance Outlook akan konsentrasi membahas taktik mendukung ekonomi kerakyatan lewat pemberdayaan penduduk selaku fasilitas untuk mendorong perkembangan ekonomi nasional yang inklusif. Adapun agenda ini akan digelar pada 30 Januari 2025 mendatang.

Sebagai pengingat, dalam tiga dekade terakhir sejak tahun 1993, Indonesia diklasifikasikan selaku negara berpenghasilan menengah. Diperlukan akselerasi sumber perkembangan ekonomi untuk mendorong Indonesia keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap/MIT).

Dengan demikian, ekonomi Indonesia masih perlu berkembang secara inklusif mudah-mudahan seluruh lapisan penduduk sanggup meraih kesejahteraan. Pembangunan inklusif merupakan bab integral dari rancangan Ekonomi Kerakyatan di Indonesia, seumpama yang sudah diuraikan dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Ekonomi Kerakyatan punya tujuan utama yakni merealisasikan kemakmuran bagi seluruh warga negara lewat upaya kolektif membangun metode ekonomi yang menurut asas kekeluargaan. Ekonomi Kerakyatan perlu dikembangkan secara berkesinambungan guna membangun ketahanan ekonomi nasional dalam menghadapi banyak sekali tantangan dan gejolak ekonomi, baik domestik maupun global.

Salah satu taktik pembangunan ekonomi inklusif merupakan mengoptimalkan tugas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pasalnya, segmen UMKM merupakan kontributor utama bagi perekonomian Indonesia. Dalam hal ini, UMKM bisa berkontribusi sebanyak 59,5% kepada Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2021 dan absorpsi tenaga kerja sebesar 97,0% pada tahun yang sama.

Artinya, mempekerjakan UMKM bermakna mendukung bisnis akar rumput.

Tingginya donasi UMKM kepada absorpsi tenaga kerja dan perkembangan ekonomi sudah mendorong para pembuat kebijakan dan institusi lain untuk mendukung produktivitas dan keberlanjutan UMKM. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan pendapatan per kapita yang menjadi salah satu bab dari Visi Indonesia Emas 2045.

Sesuai dengan Visi Indonesia Emas 2045, BRI berperan dalam pengembangan UMKM dan perkembangan ekonomi yang inklusif. Dengan konsentrasi pada UMKM, akselerasi perkembangan kredit BRI mempunyai multiplier effect atau pengaruh berganda yang lebih tinggi (multiplier kredit BRI = 0,05) kepada perekonomian nasional ketimbang kredit industri (multiplier kredit industri = 0,03).

Hal ini mengingat struktur perekonomian Indonesia yang didominasi oleh UMKM. Tak ketinggalan, donasi kredit mikro BRI kepada perkembangan ekonomi nasional terus bertambah dari tahun ke tahun.

Untuk membahas lebih lanjut upaya mendorong perkembangan ekonomi kerakyatan yang inklusif sekaligus tugas BRI dalam meningkatkan segmen UMKM nasional, sejumlah tokoh besar akan menghadiri BRI Microfinance Outlook 2025. Di antaranya Menteri Keuangan RI (Menkeu) Sri Mulyani, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI (PPN) Rachmat Pambudy, serta Direktur Utama BRI Sunarso.

Di samping itu, sejumlah pakar ekonomi dunia juga akan hadir dalam program tersebut. Di antaranya merupakan Chief Economist of Asian Development Bank Albert Francis Park, Nobel Prize Economic Science Paul Romer, dan Head of Regional Client Services at Women’s World Banking, Harsha Rodrigues.

Dalam peluang ini, Direktur Utama BRI Sunarso akan membuka rangkaian program lewat opening speech. Setelah itu, Menkeu Sri Mulyani dijadwalkan turut menyediakan keynote speech.

Dilanjut dengan diskusi sesi pertama bertajuk ‘Inklusi Keuangan selaku Strategi Utama Menghadapi Jebakan Kelas Menengah’ oleh Chief Economist of Asian Development Bank Albert Francis Park, Menteri PPN Rachmat Pambudy, dan Brooke Patterson.

Kali ini, Park akan membahas terkait keadaan pasar global di sekarang ini dan prediksi di masa depan, dan bagaimana dampaknya kepada Indonesia, taktik utama untuk meningkatkan keuangan mikro mudah-mudahan sanggup berkontribusi kepada perkembangan ekonomi, tugas pemerintah dalam meningkatkan kanal keuangan bagi UMKM serta tantangan dan penyelesaian mempunyai peluang untuk meningkatkan kanal keuangan bagi penduduk yang belum terlayani.

Sementara itu, Rachmat akan memaparkan terkait pentingnya ‘Usaha Kecil dalam Pertumbuhan Ekonomi dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia’, kerja sama antara pemangku kepentingan dan institusi pemerintah untuk mendukung ekonomi yang berpusat pada rakyat, taktik dan planning yang mesti dikembangkan untuk memutuskan perkembangan ekonomi yang inklusif di Indonesia, dan bagaimana kemakmuran penduduk sanggup diraih bareng dan dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

Diskusi yang hendak diisi oleh Brooke Patterson nantinya akan memaparkan terkait taktik utama untuk meningkatkan keuangan mikro mudah-mudahan sanggup berkontribusi kepada perkembangan ekonomi, tugas pemerintah dalam meningkatkan kanal keuangan bagi UMKM, dan tantangan dan penyelesaian mempunyai peluang untuk meningkatkan kanal keuangan bagi penduduk yang belum terlayani.

BRI Microfinance Outlook 2025 juga turut memanggil Nobel Prize Economic Science Paul Romer yang hendak mengisi pelatihan sesi kedua bertajuk ‘Kunci Sukses Meningkatkan Pertumbuhan Inklusif di Negara Berkembang yang Menghadapi Jebakan Pendapatan Menengah’. Fokus dari penyajian yang hendak diisi oleh Romer merupakan taktik utama untuk meningkatkan pembiayaan mikro mudah-mudahan sanggup berkontribusi pada perkembangan ekonomi dengan pengetahuan utama termasuk tugas penting penemuan dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing UMKM, pentingnya mengintegrasikan teknologi dalam keuangan mikro untuk memfasilitasi layanan yang lebih baik dan inklusi keuangan.

Kemudian, taktik untuk mendorong kerja sama antara forum keuangan dan setempat untuk bikin ekosistem ekonomi yang berkesinambungan serta rekomendasi untuk kerangka kerja kebijakan yang mendukung perkembangan inklusif lewat pendidikan dan inovasi. Maka dari itu, jangan lupa saksikan terus secara pribadi rangkaian BRI Microfinance Outlook 2025 di CNBC Indonesia Televisi dan live streaming di CNBCIndonesia.com atau kanal YouTube BRI.

20D

Video: Berkah Lebaran, Pengrajin Songkok Kebanjiran Pesanan

20D

Video: Berkah Lebaran, Pengrajin Songkok Kebanjiran Pesanan


umkmbri microfinance outlookbri

Related Posts

Tagged:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *