
Jakarta – Kredit Tanpa Agunan (KTA) menjadi salah satu pilihan sumbangan yang dapat dipakai penduduk bila memerlukan komplemen dana segar. Pada prinsipnya, KTA yakni pilihan kredit biasa yang membedakan hanyalah dengan pilihan ini peminjam tak perlu menampilkan jaminan.
Masyarakat perlu mengenali lebih dalam soal KTA sebelum siap menggunakan pilihan kredit yang satu ini. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lewat akun Instagram @sikapiuangmu menampilkan sedikit literasi soal pilihan KTA.
“Saat butuh dana cepat untuk aneka macam keperluan, menyerupai ongkos pendidikan, renovasi rumah, atau keperluan mendesak lainnya, Kredit Tanpa Agunan (KTA) sering menjadi pilihan,” tulis OJK dalam unggahannya, Minggu (9/3/2025).
Berdasarkan unggahan OJK, KTA dimaknai selaku akomodasi sumbangan dari bank atau forum keuangan yang diberikan tanpa memerlukan jaminan atau agunan, menyerupai akta rumah atau BPKP kendaraan.
Karena tanpa jaminan, KTA memiliki syarat yang lebih ketat dibanding sumbangan dengan agunan. Pemberi sumbangan akan menganggap riwayat kredit dan kesanggupan finansial peminjam sebelum menyepakati pengajuan.
Baca juga: Utang Pinjol Warga RI Bisa Naik Jelang Lebaran, Sekarang Sudah Rp 78,5 T |
Pengajuan sumbangan bisa dijalankan di bank atau forum keuangan. Biasanya, dikala pengajuan kandidat peminjam akan diminta melampirkan dokumen menyerupai KTP, NPWP, slip gaji, atau pembukuan keuangan bagi wirausaha.
Penilaian kredit akan dijalankan dengan meninjau riwayat kredit lewat Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Kemampuan mengeluarkan duit juga akan dinilai menyaksikan jumlah penghasilan dan rasio utang kepada penghasilan.
Komponen Biaya KTA
Saat meminjam duit dengan KTA, penduduk perlu mengenali apalagi dulu beberapa komponen biayanya. Mulai dari bunga, ongkos provisi dan asuransi, hingga ongkos lainnya.
Pertama, yang mesti dimengerti yakni bunga pinjaman. Skema KTA lazimnya menampilkan dua pilihan suku bunga, yakni suku bunga flat dan efektif.
Untuk suku bunga flat jumlah bunga ditetapkan sama setiap bulan menurut pokok sumbangan awal. Sementara itu, suku bunga efektif akan menjumlah suku bunga menurut saldo pokok yang tersisa setiap bulan, jumlah bunga yang dibayarkan bisa menurun setiap bulan sesuai dengan penghematan saldo pokok sumbangan awal.
Kedua, ada komponen ongkos provisi dan asuransi. Biaya provisi yakni buaya yang dikenakan selaku kompensasi atas layanan yang diberikan oleh bank dalam memproses peminjaman. Misalnya, meminjam duit hingga Rp 200 juta, ongkos provisinya 1%, maka si peminjam mesti mengeluarkan duit Rp 200 ribu ke bank.
Sementara itu, ongkos asuransi dibebankan apabila forum keuangan mensyaratkan peminjam untuk mengambil asuransi jiwa kredit untuk melunasi sisa sumbangan jikalau terjadi sesuatu pada peminjam yang menghasilkan ketidakmampuan membayar.
Ketiga, ada juga komponen ongkos denda keterlambatan, ini dibayarkan apabila peminjam telat mengeluarkan duit cicilan. Denda lazimnya ditetapkan berupa persentase dari cicilan bulanan atau jumlah tetap per hari keterlambatan.
Komponen yang keempat yakni ongkos pelunasan dipercepat. Bila sumbangan dilunasi sebelum tenor atau waktu menyicil berakhir, bank-bank lazimnya memberlakukan ongkos penalti.
Kelima, ada juga komponen ongkos lainnya, menyerupai umpamanya ongkos pembelian meterai hingga ongkos pergantian tenor.