Home / Berita Ekonomi Bisnis / Dari Buku ke Cangkir: Cerita Sukses Iyan di Pangandaran

Dari Buku ke Cangkir: Cerita Sukses Iyan di Pangandaran

Cerita Sukses Iyan Founder Kedai Litera Pangandaran

Iyan Founder Kedai Litera Pangandaran. (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)


Siapa sangka, suatu pojok baca sederhana sanggup menjadi cerita sukses bagi seorang pegiat literasi muda. Bukan dari formasi buku yang dijual, melainkan dari racikan kopi dan suguhan bakmi yang dihidangkan dalam situasi sarat kehangatan. Inilah kisah inspiratif Iyan Ariyanto (29), cowok asal Pangandaran yang sukses membangun jerih payah masakan dengan sentuhan literasi lewat “Kedai Litera”.

Usaha ini berawal dari komunitas literasi Rumah Plankton yang ia dirikan bareng temanya sejak 2016. Komunitas ini aktif menggelar aneka macam aktivitas seumpama lapak baca, pemutaran film, hingga diskusi dan bedah buku yang berkala digelar hingga 2019. Seiring berjalannya waktu, Iyan mulai menyaksikan potensi untuk memadukan literasi dengan wirausaha.

“Akhir 2019 saya mulai membangun kedai dari pojok baca yang kami kelola, kemudian bermetamorfosis kedai kopi dan bakmi,” ujar Iyan terhadap detikJabar belum lama ini.

Cerita Sukses Melewati Rintangan Membangun Usaha Swadaya

Iyan Founder Kedai Litera Pangandaran
Iyan Founder Kedai Litera Pangandaran Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar

Membangun jerih payah secara swadaya pasti bukan hal mudah. Iyan mengaku, tantangan paling besar ada pada pengambilan keputusan dalam tim. “Kendala paling terasa di permulaan itu soal keputusan bisnis, marketing, dan keuangan. Karena dikontrol banyak kepala, sering terjadi perbedaan nasehat yang menghasilkan proses jadi lambat,” jelasnya.

Pendapatan dari kedai pada masa permulaan operasional lebih banyak digunakan untuk mendukung aktivitas komunitas. “Alhamdulillah, waktu itu laba kedai digunakan untuk aktivitas komunitas seumpama pengelolaan pojok baca dan acara Laskar Anak Juara,” katanya.

Nama Litera Coffee pun diambil untuk merefleksikan desain kedai yang memadukan kopi dan literasi. Tagline-nya, Coffee and Library, mengajak hadirin untuk nongkrong sambil membaca buku.

Baca juga: Pengakuan Dokter Priguna ke Polisi Usai Perkosa Anak Pasien

Segmen Pasar Anak Muda dan Pekerja Freelance

Kini, Kedai Litera banyak dikunjungi pelajar, mahasiswa, hingga pekerja freelance yang tiba untuk melakukan kiprah atau sekadar bersantai. “Siang umumnya pekerja freelance, sore hingga malam banyak anak sekolah atau pekerja seumpama pegawai Susi Air yang sering makan di sini,” cerita sukses Iyan.

Menu favorit di Kedai Litera yakni es kopi susu gula aren dan bakmi. Lokasi kedai yang strategis, bersahabat dengan lapangan basket dan panggung terbuka di Pangandaran Creative Space (PCS), juga mendukung jerih payah ini.

Cerita Sukses Bertahan di Masa Pandemi

Tahun 2020 menjadi cobaan berat bagi Iyan dan komunitasnya. Pandemi COVID-19 menghasilkan mereka mesti ‘merumahkan’ pegawai dan mengandalkan layanan pesan antar. “Selama pandemi, konsumen banyak yang pesan online atau COD. Untungnya tetap ada pemasukan meski keadaan serba terbatas,” ujarnya.

Modal permulaan Kedai Litera berasal dari iuran anggota komunitas, ditambah sumbangan permodalan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BRI. Saat tren kedai kopi terbaru mulai menjamur di Pangandaran, Iyan melaksanakan rebranding dari Litera Coffee menjadi Kedai Litera untuk membidik segmen pasar yang lebih spesifik. “Kami kini konsentrasi ke F&B, utamanya kopi dan bakmi, sesuai keperluan pasar,” katanya.

Transaksi Digital dan Dukungan BRI

Iyan Founder Kedai Litera Pangandaran
Iyan Founder Kedai Litera Pangandaran Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar

Sejak permulaan berdiri, Kedai Litera sudah menerapkan pembayaran digital menggunakan QRIS BRI. Menurut Iyan, metode ini sungguh membuat lebih gampang transaksi. “Kurang lebih 30% transaksi di sini menggunakan QRIS, sisanya masih cash,” katanya.

Salah satu pelanggan, Dede Ihsan, mengaku tenteram nongkrong di Kedai Litera. “Tempatnya tenang, cocok buat kerja atau nugas, terlebih pembayarannya simpel banget, tinggal scan QR,” katanya.

Baca juga: Duh! Dinkes Temukan Dua Klinik Tak Berizin di Pangandaran

BRI Dorong UMKM Lewat Kredit dan Pemberdayaan

Regional CEO BRI Bandung, Sadmiadi, menyampaikan bahwa pada 2024 BRI sudah menyalurkan kredit sebesar Rp1.354,64 triliun, dengan 81,97% di antaranya dialokasikan untuk sektor UMKM.

Dukungan ini juga diperkuat lewat Holding Ultra Mikro (UMi) bareng PT Pegadaian dan PT PNM, yang sudah menyediakan layanan keuangan dan pemberdayaan terhadap 35,9 juta nasabah di seluruh Indonesia.

“BRI tidak hanya menyediakan susukan permodalan, tapi juga membangun ekosistem pemberdayaan UMKM yang berkelanjutan,” ujar Sadmiadi.

Related Posts

Tagged:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *